Jumat, 22 Mei 2009

Bagaimana bangsa ini menyikapi masuknya pengaruh kebudayaan asing, menolak atau menerima, atau menyaring?

"….dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing....." Frasa ini menjadi amat penting sebagai acuan ketika bangsa Indonesia sebagai bangsa baru masuk dalam pergaulan antarnegara dan antarbangsa. Dalam era globalisme seperti sekarang ini, ini patut menjadi acuan agar kehidupan bangsa Indonesia tidak terjebak menjadi bangsa yang kehilangan jati diri. Bukan berarti kita menutup diri untuk mengikuti perkembangan zaman, tapi kita harus mencoba membatasi diri agar bisa memilah yang pantas untuk bangsa ini.

4 komentar:

  1. Kenapa harus budaya asing yg berkembang d negeri ini??Padahal negara kita sangat kaya akan budaya nasional,tp entah kemana...?

    BalasHapus
  2. Klo tinggal d apartement,budaya asing apa bukan ya..??

    BalasHapus
  3. Sebenarnya,,,Kemajuan suatu negara bukanlah suatu kesalahan,,,tidak ada salahnya untuk merubah suatu perkembangan negara. Hanya saja yang disalahkan kenapa mesti pengaruh yang buruk yang di punya budaya asing justru kita tanamkan kepada moral bangsa ini.
    Kalo mengenai apartermen,,memang itu salah satu dampaknya tapi yang kurang signifikan. Karena kita pun sebagai bangsa Indonesia tidak mau kalah dengan perkembangan zaman yang selalu memperbaharui segala sesuatunya...

    makasih tuk comentnya,,,

    BalasHapus
  4. bahasan yg menarik,.
    seiring dengan berkembangnya teknologi maka semakin besar pengaruh asing, semakin mudah untuk mengakses itu..
    bisa dilihat dari pola hidup dan pergaulan masyarakat indonesia khususnya generasi muda sekarang,.trend mana yg berkembang, trend yg berasal dari luar atau dalam negeri? temen2 pasti bisa jawab.. sudah jelas sekali terlihat bahwa yg ada di indonesia sekarang ini adalah pengaruh dari asing. contoh sederhana bisa dilihat dari cara berpakaian, dengan mengatasnamakan trend budaya asli terlupakan. (aku juga gt sih,^^)
    dan yg lebih ironisnya lagi, generasi muda skrng sedang "berburu trend" dari asing, sedangkan budaya sendiri malah diakui sebagai budaya negeri tetangga,.,ckckck
    menanggapi tentang apartement, apartement memang bukan asli dari indonesia, tetapi mengingat trend dan pola hidup yang sudah berubah dan mungkin bisa dibilang mengefisiensikan lahan tuk membangun perumahan yang perlu lahan lebih luas dari pada mendirikan apartement yg lebih efisien karena bangunannya bertingkat-tingkat..
    dan satu lagi sudah kita ketahui tahun 2010 terjadi AFTA atau pasar bebas.
    dan sesuai dengan topik, bagaimana bangsa ini menyikapi masuknya pengaruh budaya asing, menurut hemat saya seperti ini, sangat sulit untuk di tolak, mudah untuk diterima, dan sepertinya agak susah tuk disaring terlebih dahulu.. mudah2an analisis ini keliru agar bangsa ini tidak kehilangan jati diri yg semakin pudar, sebagai bangsa yg memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika.

    BalasHapus